Kawasan pesisir sering digunakan untuk permukiman, daerah industri, daerah budidaya pertanian maupun perikanan, daerah perdagangan dan sebagainya. Namun, aktivitas tersebut dapat terancam oleh peristiwa alam seperti erosi pantai.Oleh karena itu diperlukan adanya identifikasi atau kajian yang tepat mengenai pelindung pantai agar terhindar dari bahaya yang mengancam. Lalu hal apa saja yang harus diketahui mengenai pelindung pantai? Berikut pembahasannya.
Pada dasarnya yang menyebabkan erosi pantai adalah adanya gelombang yang menerjang daerah pantai dalam ukuran yang berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh angin yang membangkitkan gelombang. Selain itu, kerusakan dapat terjadi karena penyebab buatan (tindakan manusia). Sebagian besar erosi akibat ulah manusia adalah disebabkan oleh kurangnya pemahaman manusia terhadap permasalahan daerah pantai dan pesisir. Kedua penyebab tersebut perlu diteliti.
Adapun tujuan utama kegiatan perlindungan dan penanganan daerah pantai yaitu untuk mengamankan masyarakat yang tinggal disekitar pantai, fasilitas umum, daratan pantai terhadap ancaman erosi dan abrasi, perlindungan alami pantai (hutan mangrove,terumbu karang, sand dunes) dari perusakan akibat manusia, dan pencemaran lingkungan.
Dalam menentukan bangunan pelindung pantai yang akan digunakan diperlukan informasi, berikut ini beberapa informasi yang perlu diketahui sebelum menentukan pelindung pantai yang digunakan:
Ada beberapa cara untuk melindungi daerah pantai yaitu dengan mengurangi energi gelombang yang mengenai pantai, mengubah laju angkutan sedimen sejajar pantai, memperkuat tebing pantai, menambah suplai sedimen ke pantai, stabilisasi muara sungai dan melakukan penghijauan daerah pantai dengan pohon bakau. Selain itu, bangunan pantai dapat digunakan pelindung dari kerusakan dan terjangan gelombang dan arus, juga dapat menjadi kepentingan seperti fasilitas untuk menarik wisatawan.
Breakwater digunakan untuk menahan sedimen yang kembali ke laut yang disebabkan oleh arus laut (onshore-offshore). Dengan adanya breakwater gelombang yang datang akan menghantam pantai sudah pecah pada suatu tempat yang agak jauh dari pantai, sehingga energi gelombang yang sampai di pantai cukup kecil.
Efektifitas suatu groin dalam mengatur angkutan pasir sepanjang pantai sangat tergantung pada tinggi, panjang dan jarak groin tersebut. kelemahan sistem groin adalah terjadinya erosi dibagian hilir (down drift) groin, sehingga untuk melindungi pantai secara menyeluruh harus dipertimbangkan sejauh mana garis pantai harus dipasang groin tersebut. Groin cukup efektif untuk pantai berpasir dan kurang efektif untuk pantai berlumpur.
Revetment digunakan untuk perlindungan terhadap gelombang yang relatif kecil, kontruksi ini berfungsi untuk melindungi tanah atau bangunan dibelakang dinding dari gempuran gelombang sehingga tanah tidak erosi. Bangunan ini mempunyai kelemahan yaitu kemungkinan terjadinya penggerusan yang cukup dalam dikaki bangunan.
Seawall biasanya digunakan untuk melindungi pantai terhadap gelombang yang cukup besar karena bangunan ini merupakan struktur perlindungan pantai yang diletakkan sejajar garis pantai yang berfungsi menahan gelombang penuh dan sebagai penahan timbunan tanah.
Bulkhead (turap baja) adalah struktur perlindungan pantai yang diletakkan sejajar garis pantai yang berfungsi untuk melindungi tanah dari gempuran gelombang juga melindungi terjadinya kelongsoran (sliding) tanah, terutama tanah hasil reklamasi. Bangunan ini digunakan untuk perlindungan terhadap gelombang yang sedang
Jetty adalah bangunan pelindung pantai yang diletakkan tegak lurus garis pantai, digunakan untuk stabilisasi muara sungai.
Dalam membangun suatu pelindung pantai maka harus melakukan survei ke daerah pantai untuk mengkaji penyebab dari kerusakan yang terjadi. Bangunan pantai sendiri memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.
Infografis Hal-hal yang Harus Diketahui Mengenai Pelindung Pantai
Referensi:
Hidayat, N. (2006). Konstruksi bangunan laut dan pantai sebagai alternatif perlindungan daerah pantai. SMARTek, 4 No.1, 10–16.
Penulis:
Aang Adam Anugrah
Artikel ini ditulis dalam rangka Final Project Creative Information and Communication Internship Program 2020